Wakapolres Kompol Prama Hadiri Upacara Kebangkitan Nasional ke-116 Di Kabupaten Badung.

BalistikNews.com – MANGUPURA, (Badung), Bali.

Wakil Kepala Kepolisian Resor Badung Kompol I Made Pramasetia, S.H., S.I.K., M.H., hadiri Upacara Kebangkitan Nasional yang dilaksanakan di Lapangan Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung Jl. Raya Sempidi, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Senin, 20 Mei 2024 pagi pukul 08.10 Wita.

Read More

Bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) Sekda Kab. Badung I Wayan Adi Arnawa, S.H., dengan Komandan Upacara Panit Intel Polsek Mengwi Ipda I Made Susiantara, S.H. Dengan undangan antara lain Pasi Log Kapten Inf Nyoman Lasiana mewakili Dandim 1611/Badung. Wakasat Reskrim Polresta Denpasar AKP Wayan Sujana, S.H., mewakili Kapolresta Denpasar. Kasi Intel I Gede Ancana, S.H., mewakili Kepala Kejaksaan Negeri Badung. Pimpinan OPD Kab. Badung. Camat se-Kab. Badung. Tamu undangan, dengan susunan peserta upacara terdiri dari 1 Regu korsik Ajendam IX/ Udayana, 1 Regu Kodim 1611/ Badung, 1 Regu Polres Badung, 1 Regu Polresta Denpasar, 1 Regu Satpol PP Kab. Badung, 1 Regu Dishub Kab. Badung, 1 Pelton Damkar Kab. Badung, 1 Pleton BPBD Kab. Badung, 1 Kompi ASN Pemkab Badung dan 1 Kompi Siswa Siswi Pelajar.

Dalam Peringatan ke-116 Hari Kebangkitan Nasional dengan Tema “Kebangkitan Kedua Menuju Indonesia Emas” 20 Mei 2024 Irup membacakan amanat Menteri Komunikasi dan Informatika RI pada intinya, bagaimana sejarah telah membentuk kebangsaan kita? Sejarah diperlukan bukan karena sensasi politiknya. Juga bukan sebagai sumber keteladanan nilai semata-mata. Keteladanan tidak harus diikatkan pada masa lalu. Namun dapat dikaitkan dengan masa depan, yaitu pada ide-ide yang membuka ruang imajinasi peradaban lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo, yang di masa itu telah menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
“Hari berdirinya Boedi Otomo inilah yang kelak menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini,” kata Kapolres Badung mengawali sambutannya.

Organisasi Boedi Oetomo bermula dari sejumlah dokter dan calon dokter di Batavia yang berkumpul mendirikan suatu organisasi modern. Banyak orang menaruh harapan pada organisasi ini dan menganggapnya sebagai motor penggerak gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda. Bahkan Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis Belanda, menyatakan: “Sesuatu yang ajaib sedang terjadi, Insulinde molek yang sedang tidur, sudah terbangun”. Boedi Oetomo menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal, seperti pentingnya pendidikan barat bagi rakyat Hindia Belanda serta penyebaran pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang priayi atau bukan. Dari sana timbul pula pemikiran tentang pentingnya memperluas keanggotaan yang mencakup seluruh rakyat Hindia Belanda.

Sebelum Boedi Oetomo adalah Kartini, perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawali lahirnya gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan dan kemajuan, melalui tulisan-tulisannya yang tersiar ke penjuru dunia. Dialah yang menggodok aspirasi-aspirasi kemajuan di Indonesia untuk pertama kali muncul sejak lebih dari seabad lalu. Di tangannya kemajuan itu dirumuskan, diperinci, dan diperjuangkan, untuk kemudian menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. Ia sadar betul bahwa dalam zaman baru yang modern, peralatan paling mumpuni adalah pendidikan. Pendidikan adalah wahana untuk membebaskan manusia, sekaligus membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan. Bagi Kartini, pendidikan merupakan jalan yang dapat menguak horizon dan peradaban baru bagi kaum Bumiputera. Kartini merupakan pembaharu dalam menggagas sebuah imajinasi mengenai sebuah tatanan masyarakat yang merdeka, dan sebuah cita-cita ideal baru tentang bangsa yang lebih besar dibandingkan asal-usul sosialnya sendiri. Apa yang digagas Kartini telah jauh melampaui kisah hidupnya sendiri. Ia telah memberikan inspirasi penting bagi sumbu-sumbu kecil, yakni para kaum muda “embrio bangsa”, yang perlahan menjadi nyala berkobar yang kemudian kita kenal sebagai pergerakan kebangkitan nasional.

“Apa yang digagas Boedi Oetomo, Kartini dan para embrio bangsa, kemudian dirumuskan Bung Karno sebagai “jembatan emas”. Kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah “jembatan emas” yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin di atas tanah sendiri.” Imbuhnya.

Hari ini, kita berada pada fase kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama yang telah dipancangkan para pendiri bangsa. Berbeda dengan perjuangan yang telah dirintis lebih dari seabad yang lalu, kini kita menghadapi beragam tantangan dan peluang baru. Kemajuan teknologi menjadi penanda zaman baru. Kemajuan teknologi telah menghampiri kehidupan kita sehari-hari dan menjadi bagian dari peradaban kita hari ini. Inovasi-inovasi teknologi telah mendorong perubahan kehidupan manusia secara revolusioner. Banyak kesulitan yang berhasil disolusikan oleh teknologi. Adagium di zaman ini jelas, dia yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban. Di titik ini, gambarannya makin jelas, penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong “Indonesia Emas”. Inovasi teknologi digital bertumbuh setiap hari. Kecepatannya bak lompatan kuantum.

Dengan pencanangan percepatan transformasi digital nasional oleh Bapak Presiden Joko Widodo yang dipacu beberapa tahun terakhir ini, tantangan demi tantangan dapat kita hadapi bersama. Kerja bersama dari seluruh komponen bangsa telah menggerakkan roda transformasi dengan pasti. Hasil demi hasil bisa mulai dinikmati, mulai dari kalangan perkotaan sampai dengan pedesaan, di seluruh penjuru tanah air. Kebangkitan kedua merupakan momen terpenting bagi kita hari ini. Kita harus menatap masa depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri, dan keyakinan. Kemajuan telah terpampang di depan mata. Momen ini mesti kita tangkap agar kita langgeng menuju mimpi sebagai bangsa. Tidak mungkin lagi bagi kita untuk berjalan lamban, karena kita berkejaran dengan waktu. Di titik inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju “Indonesia Emas 2045”.

“Mari kita rayakan Kebangkitan Nasional Kedua menuju Indonesia Emas!!” tutup Irup Sekda Kab. Badung I Wayan Adi Arnawa, S.H.

( Humas Polres Badung/ ***JR77 )

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *